Minggu, 30 Oktober 2011

Richard Stallman, Free is Freedom

Dikisahkan, pada tahun 1980, di laboratorium tempat Richard  Matthew Stallman bekerja, yaitu laboratorium kecerdasan buatan di MIT, diinstall sebuah printer baru, sebuah laser printer xerox. Yang menjadi masalah, printer sebelumnya telah di hack oleh Stallman dan teman-teman, supaya bisa mengirim pesan pada user jika printer macet atau dalam kondisi ngantri, karena printernya ditaruh di ruang lain, tentu hal ini sangat membantu. Repotnya, software printer baru sudah di tutup kodenya oleh produsennya, sehingga jangankan merubah, melihat untuk mempelajari source code software printer tersebut saja bisa jadi perkara hukum.

Pada tahun 1983, Stallman meluncurkan GNU Project, dengan tujuan membuat sistem operasi yang bisa digunakan, digandakan, dipelajari kode sumbernya atau dengan kata lain sistem operasi yang bebas atau free sebagai alternatif dari sistem operasi Unix milik AT&T yang bersifat (semakin) komersial. GNU oleh penciptanya diartikan sebagai Gnu is Not Unix. GNU sendiri kemudian bertemu dengan jodohnya, yaitu Linux, program kernel ciptaan Linux Torvald, sehingga dikenal sebagai Gnu/Linux. Sampai sekarang Stallman masih nggak enak hati jika kombinasi ini hanya disebut dengan Linux, karena seolah mengesampingkan peranan Gnu buatannya.
Tidak berhenti disitu, Stallman pada tahun 1985 mendirikan Free Software Foundation (FSF), Organisasi nirlaba yang bertujuan memfasilitasi pergerakan software bebas. Dari sinilah lahir konsep Copyleft sebagai tandingan dari Copyright, yaitu mekanisme yang menjamin semua software dibawahnya tetap bersifat terbuka, dimana setiap orang bisa mengakses source kodenya, dan bebas, yaitu semua orang bisa menggunakan dan memodifikasi software tersebut. Jadi tiap orang yang melakukan perubahan terhadap  suatu software open source, dia harus bisa menjamin bahwa software yang dia hasilkan, baik itu update maupun suatu software baru, harus tetap bersifat bebas dan terbuka. Secara resmi konsep ini dinamai Gnu General Public License (GPL).
Richard Stallman adalah figur yang penuh kontraversi, terutama karena semangatnya yang mendarah daging pada kebebasan software dan penentangannya terhadap software propietary, yaitu software yang hanya memungkinkan orang untuk menggunakannya, tanpa bisa merubahnya. Menurut kabar, laptop yang dia gunakan bukanlah laptop bermerk, tapi laptop Yeeloong buatan cina yang 100% menggunakan free software bahkan sampai ke BIOSnya, bahkan dia dikabarkan tidak memiliki handphone . Begitu maniaknya orang ini, hingga ada yang membuat program bernama VRMS (Virtual Richard M. Stallman) untuk sistem Gnu/Linux berbasis Debian yang fungsinya melakukan scanning pada sistem dan membuat laporan software apa saja yang bukan free software, parahnya lagi, FSF milik Stallman malah memasukkan software ini dalam daftar software yang tidak mematuhi aturan Free Software. Bisa jadi karena definisi free-software antara FSF dan grup debian berbeda. Stallman pernah juga berhasil memprovokasi pemerintah sebuah distrik di India hingga komputer di 12.500 sekolah disana tidak lagi memakai windows. Begitu antinya dia pada korporasi besar, hingga saat petinggi Apple, Steve Job meninggal, dia berkomentar yang intinya bukannya dia merasa gembira Steve Job meninggal, dia hanya senang dia sudah tidak ada.
Richard Matthew Stallman, adalah contoh, bahwa teknologi khususnya komputer bukan hanya melulu bersifat teknis, tapi juga bisa menjadi sebuah idiologi, sebuah filosofi, bahkan lebih parah lagi, menjadi politis. Namun semangatnya untuk melawan kapitalisasi teknologi, dan warisannya pada dunia cukup membuatnya menjadi seorang legenda.

0 comments:

syaihu
Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Pengikut

Petugas Jaga

Icon Zoomer

  • Add to Facebook
  • Add to Digg
  • Add to Twitter
  • Add RSS Feed